Gedung De Javasche Bank Surabaya merupakan satu dari sembilan kantor cabang De Javasche Bank (DJB) di masanya.
Fungsi De Javasche Bank dulunya sebagai bank sentral dan otoritas mata uang di Hindia Belanda. Kini, DJB menjadi museum yang memberikan wawasan seputar evolusi sistem keuangan dan perbankan di Indonesia.
Adapun sejarah De Javasche Bank Surabaya berawal ketika pemerintah Hindia Belanda membuka fasilitas keuangan tersebut pada tahun 1829. Pada tahun 1904, bangunan utama direkonstruksi ulang, meluas hingga 1.000 meter persegi.
Selama pendudukan Jepang (1942-1945), operasinya terhenti, namun kembali berlanjut setelah kekalahan Jepang. Pada tahun 1951, setelah De Javasche Bank berubah menjadi Bank Indonesia, cabang Surabaya ditutup permanen.
Setelah direstorasi, cabang Surabaya dibuka kembali sebagai Museum Bank Indonesia pada tahun 2012.
Apabila kamu tertarik untuk mendalami peran DJB dan perkembangan sistem keuangan di masa lalu, nggak ada salahnya mampir kemari. Untuk mempermudah kunjunganmu, berikut informasi detail mengenai museum ini:
Harga Tiket | Gratis |
Jam Buka | Setiap hari, pukul 08.00 sampai 16.00 WIB |
Telepon | (031) 3531829 |
Alamat | Jln. Garuda No. 1, Krembangan Selatan, Kecamatan Krembangan, Surabaya, Jawa Timur |
Daya Tarik DJB
Daftar Isi
Ketika melangkah ke dalam museum, orang-orang kerap berpikir bahwa kegiatan mereka hanya terbatas pada belajar sejarah. Namun, Museum De Javasche Bank Surabaya menawarkan lebih dari sekadar pengetahuan historis.
Misalnya, dengan arsitektur ikonik, setiap sudut bangunan menjadi saksi bisu masa lalu. Selain itu, koleksi-koleksi antik yang terpajang memberikan sentuhan nostalgia yang terasa hidup. Bahkan, banyak pengunjung membagikan keindahan museum ini melalui unggahan-unggahan menarik diย TikTok.
Nggak sabar ingin mengetahui daya tarik selengkapnya? Temukan jawabannya melaluiย guideย di bawah ini:
1. Arsitektur Kolonial yang Terawat Baik
Pertama-tama, museum De Javasche Bank memukau dengan arsitektur Kebangkitan Renaisans yang mencakup elemen-elemen seperti tangga besar dan kaca hias pada jendela-jendela.
Gaya ini dipadukan dengan konstruksi tradisional Jawa. Alhasil, terciptalah kombinasi unik antara keanggunan Barat dan kekayaan warisan lokal.
Terlepas dari usianya, bangunan ini tetap terawat dengan baik, jauh daari kesan muram. Jadi, pengunjung dapat puas berfoto di setiap sudut DJB yangย Instagramable.
2. Koleksi Unik
Sementara itu, koleksi DJB tersebar pada dua lantai yang masing-masing menyajikan atmosfer berbeda.
Diย basementย terdapat brankas uang dan aset, serta mesin-mesin keuangan bersejarah, spesimen uang kuno, replika emas batangan, dan informasi detail tentang bangunan.
Di sisi lain, lantai pertama menampilkan barisan loketย tellerย yang membawa kembali suasana autentik dari masa itu, serta menyoroti sejarah konservasi bangunan.
3. Multifungsi
Selain itu, DJB juga multifungsi. Lantai pertamanya serbaguna, karen selain berfungsi sebagai ruang pameran koleksi keuangan, lantai ini juga sering menjadi panggung untuk penyelenggaraan pameran seni dan konser musik klasik.
Jadwal dari acara-acara ini beragam, jadi kamu mungkin perlu mencari informasi lebih lanjut.
4. Edukasi tentang Sejarah Keuangan Indonesia
Pemandu di DJB siap menjelaskan isi dan sejarahnya kepada pengunjung. Tur dipadu dengan baik, dibagi menjadi tiga slot sehari. Dengan begitu, setiap kelompok dapat mengeksplorasi dengan penuh perhatian.
Berkat inisiatif edukatif ini, kamu dapat memperkaya pemahaman tentang sejarah keuangan Indonesia di bawah penjajahan Belanda.
5.ย Spotย Fotoย Instagramable
Seperti yang sudah kamu ketahui, DJB menarik perhatian denganย spotย foto yang memesona berkat arsitektur kolonialnya yang megah. Dengan kata lain, kamu dapat mengabadikan momen dengan latar belakang bangunan yang ikonik ini.
Hebatnya lagi,ย huntingย foto di DJB bisa kamu lakukan secara cuma-cuma, alias gratis. Namun, untuk keperluan khusus seperti fotoย yearbookย atauย pre-wedding, sebaiknya buat janji dan reservasi dulu dengan petugas.
6. Lokasi Strategis
Terakhir, DJB menempati lokasi strategis di kawasan Kota Tua, yang terbilang pusat sejarah dan budaya Surabaya. Keberadaannya dekat dengan beberapa destinasiย wisata Surabayaย terkenal seperti Jembatan Merah Plaza (JMP) dan Kya-Kya.
Jadi, setelah puas menikmati kekayaan historis di DJB, kamu dapat merasakan atmosfer bersejarah Kota Tua denganย shoppingย di JMP atau menikmati kuliner di Kya-Kya.
Anjuran dan Larangan di DJB
Agar suasana tetap kondusif dan nyaman, sebaiknya taati aturan dan larangan yang telah ditetapkan di DJB, seperti di bawah ini.
Anjuran
- Perhatikan petunjuk pemandu dan ajukan pertanyaan jika perlu.
- Jaga kebersihan dengan nggak sembarangan buang sampah.
- Hargai fasilitas umum.
- Gunakan kamera dengan bijak.
- Jika ingin berfoto, pastikan untuk nggak mengganggu pengunjung lain atau merusak pengalaman mereka.
- Datang dan pergi sesuai dengan waktu operasional museum.
- Jika perlu, buat janji lebih awal untuk kunjungan kelompok atau keperluan khusus.
Larangan
- Jangan menyentuh atau merusak koleksi museum, karena barang-barang di sini sangat bernilai secara historis.
- Hindari menggunakanย flashย saat memotret bagian dalam DJB agar nggak merusak artefak berharga.
- Dilarang membawa makanan atau minuman ke dalam area pameran untuk menjaga kebersihan dan keutuhan koleksi.
- Jangan merokok di dalam gedung.
- Dilarang menggunakan pakaian yang nggak pantas atau mengganggu pengalaman pengunjung lainnya.
Fasilitas DJB
Serangkaian fasilitas tersedia di DJB agar pengunjung semakin nyaman dalam mengeksplorasi tempat bersejarah ini, seperti:
- Area parkir
- Meja informasi
- Toilet
- Tour guide
Cara Menuju ke DJB
Terdapat beberapa pilihan jalur untuk mencapai DJB:
- Dari Pelabuhan Tanjung Perak, jalan kaki sekitar 1 kilometer ke Pemadam Kebakaran Perak Barat. Kemudian, naik angkot Z menuju Jembatan Merah. Setelah sampai, lanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 150 meter lagi sebelum tiba di DJB.
- Apabila kamu berangkat dari Terminal Purabaya, mula-mula naik bus kota P5 menuju Jembatan Merah Plaza (JMP). Setelah tiba, jalan kaki sekitar 200 meter untuk mencapai DJB.
- Untuk pengunjung dengan titik keberangkatan dari Bandara Juanda, pertama-tama naik bus DAMRI ke Terminal Purabaya, lalu teruskan dengan naik bus kota P5. Kemudian, turun di Jembatan Merah Plaza. Akhirnya, jalan kaki sekitar 200 meter untuk sampai di DJB.
- Apabila kamu mengemudi dari arah Sidoarjo, keluar dari tol Surabaya-Gempol di Jalan Pasar Turi. Masuk tol Surabaya-Gresik dan keluar di Jalan Dupak. Lanjutkan perjalanan hingga Jalan Rajawali, kemudian terus ke Jalan Garuda untuk mencapai DJB.
- Bagi yang membawa kendaraan sendiri dari arah Gresik, gunakan tol Surabaya-Gresik, kemudian melalui Jalan Pahlawan dan Jalan Panglima Sudirman. Masuk tol Romokalisari dan keluar di Jalan Kasuari. Terakhir, cukup lanjutkan perjalanan hingga Jalan Garuda di mana DJB berada.
Penutup
Belajar sejarah keuangan Indonesia jadi lebih menarik berkat pameran unik dan pemandu ramah di DJB. Tempat ini bukan cuma menyajikan wawasan baru, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang seru.
Di Surabaya,ย Museum Olahragaย di Jalan Indragiri juga menawarkan keunikan serupa. Dua destinasi ini memberikan alternatif wisata yang anti-mainstream di Kota Pahlawan.
Kalau nggak mau repot dengan transportasi saat berlibur, percayakan perjalananmu pada agen travel terpercaya sepertiย Nahwa Travel. Untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan, hubungiย di sini.
Jadi, tunggu apa lagi? Rencanakan kunjunganmu ke De Javasche Bank sekarang juga!