Sejarah Museum Kereta Api Tua di Malang, Jejak Kolonial yang Masih Terawat

Bicara tentang museum kereta api tua di Malang, kamu mungkin langsung membayangkan deretan lokomotif antik, rel besi yang berumur puluhan tahun, atau bangunan tua bergaya kolonial yang penuh kenangan masa lalu.

Di balik semua bayangan itu, ada satu tempat yang benar-benar mewakili sejarah panjang perkeretaapian di kota ini, Stasiun Kota Lama Malang.

Bangunan yang kini sering dijuluki sebagai “museum hidup” ini bukan hanya menjadi saksi bisu kemajuan transportasi di masa kolonial, tetapi juga menyimpan kisah-kisah menarik, mulai dari kejayaan perdagangan hingga legenda mistis yang masih dipercaya warga sekitar.

Sejarah Museum Kereta Api Tua di Malang, Jejak Kolonial yang Masih Terawat

Sejarah Museum Kereta Api Tua di Malang, Jejak Kolonial yang Masih Terawat
Sejarah Museum Kereta Api Tua di Malang, Jejak Kolonial yang Masih Terawat

Dari Jalur Perdagangan ke Gerbang Transportasi

Stasiun Kota Lama Malang dibangun pada tahun 1878 dan diresmikan setahun kemudian oleh perusahaan kereta api Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS). Lokasinya berada di Jalan Kolonel Sugiono, Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, tidak jauh dari pusat kota.

Pada masa itu, stasiun ini menjadi penghubung penting antara Blitar, Malang, dan Surabaya, terutama untuk distribusi hasil bumi seperti kopi, tembakau, dan tebu. Dari sini, hasil perkebunan diangkut menuju Surabaya yang kala itu menjadi pusat perdagangan terbesar di Jawa Timur.

Tak heran jika Stasiun Kota Lama dianggap sebagai cikal bakal jaringan transportasi modern di Malang. Ia menjadi saksi lahirnya industri dan ekonomi lokal yang berkembang pesat berkat jalur rel besi yang menembus perbukitan dan perkebunan di sekitar kota.

Baca juga: Menikmati Liburan di 5 Danau Buatan dengan Wahana Keluarga di Jawa Timur

Arsitektur Kolonial yang Masih Terjaga

Salah satu daya tarik utama dari museum kereta api tua di Malang ini adalah arsitektur klasiknya. Bangunan utama Stasiun Kota Lama masih mempertahankan bentuk aslinya dengan atap pelana, struktur kayu, dan ventilasi besar di bagian atas yang disebut vestibule.

Fungsinya cukup menarik, sebagai pencahayaan alami agar sinar matahari bisa masuk ke ruang peron di siang hari. Selain itu, stasiun ini memiliki tujuh jalur rel aktif, di mana salah satunya mengarah langsung ke Depo Pertamina Malang.

Emplasemen di peron 1 masih menggunakan material kayu tua yang kokoh dan menjadi spot favorit bagi fotografer yang ingin mengabadikan nuansa vintage khas zaman kolonial.

Meski sudah mengalami revitalisasi di beberapa bagian, aura klasik bangunan ini tetap terasa kuat. Pemerintah bahkan telah menetapkan Stasiun Kota Lama sebagai bangunan cagar budaya, yang berarti keberadaannya dilindungi dan dijaga agar nilai sejarahnya tidak hilang.

Dari Kejayaan Menuju Peralihan

Keberadaan Stasiun Kota Lama Malang mulai meredup setelah dibangunnya Stasiun Kota Baru Malang pada tahun 1920. Stasiun baru ini dirancang lebih modern dan strategis sebagai gerbang utama bagi penumpang dari luar kota.

Tapi, meski perannya tergeser, Stasiun Kota Lama tetap aktif melayani perjalanan lokal dan menjadi simbol sejarah yang tidak tergantikan. Jika kamu berkunjung ke sana, kamu masih bisa melihat papan nama stasiun dengan tulisan kuno khas Belanda, serta rel tua yang sebagian sudah tidak digunakan lagi tapi tetap terjaga dengan baik.

Baca juga: Sudah Pernah Coba? Inilah 3 Jajanan Pasar yang Mulai Langka di Malang

Cerita Mistis di Balik Rel Tua

Setiap bangunan tua biasanya memiliki kisah misteri tersendiri, begitu juga dengan museum kereta api tua di Malang ini. Salah satu cerita yang paling terkenal adalah tragedi tabrakan antara bus dan kereta api di era 1980-an yang terjadi di perlintasan dekat Stasiun Kota Lama, tepat di bawah flyover Mergosono saat ini.

Kecelakaan hebat itu menelan banyak korban jiwa. Dikisahkan beberapa korban bahkan ditemukan di sekitar area stasiun karena terlempar cukup jauh akibat benturan keras. Sejak peristiwa itu, warga sekitar sering mengaitkan kejadian-kejadian ganjil dengan lokasi tersebut.

Tapi kini, suasana di sekitar stasiun sudah jauh berbeda. Revitalisasi besar-besaran menjadikan area ini lebih terang, bersih, dan tertata. Bahkan, beberapa komunitas sejarah Malang sering mengadakan tur sejarah dan fotografi vintage di lokasi ini, menjadikannya destinasi unik bagi para pecinta sejarah dan budaya.

Kamu bisa mengandalkan Nahwa Travel Malang Juanda, penyedia layanan travel Surabaya Malang dan travel Juanda Malang yang sudah terpercaya. Dengan armada yang bersih, sopir profesional, serta jadwal keberangkatan yang fleksibel, perjalananmu akan terasa jauh lebih nyaman dan efisien.

Nahwa Travel siap menemani kamu menelusuri setiap sisi sejarah dan keindahan Kota Malang, dari rel tua di Stasiun Kota Lama hingga panorama pegunungan di Batu. Karena setiap perjalanan punya cerita, dan Nahwa Travel siap membawamu menjadi bagian dari kisah itu.

Yuk, pesan perjalananmu sekarang di Nahwa Travel dan rasakan kemudahan menjelajahi Malang tanpa repot!