Sejarah Sambal Bu Rudy Surabaya

Sejarah Sambal Bu Rudy Surabaya

Siapa Bu Rudy

Sejarah Sambal Bu Rudy – Memiliki nama asli Lany Siswadi, ia merupakan pengusaha kuliner di Surabaya. Terkenal karena rasa sambal buatannya yang sangat lezat dan lewat fotonya yang terpampang di kemasan botol sambal. Karena begitu terkenalnya, sambal Bu Rudy sampai menjadi oleh-oleh  khas dari Kota Pahlawan.

Bu Lany bercerita mengenai kehidupannya yang sangat sulit saat terjadinya peristiwa G30 S tahun 1965. ketika itu situasi di Madiun tidak kondusif, mengakibatkan sangat sulitnya untuk mencari nafkah, sampai hanya untuk mengisi kebutuhan sehari-hari pun sulit.

Baca juga : Kopi Sido Mulia, Kota Malang

Bu Rudy lahir di Madiun, tanggal 10 bulan Oktober 1953, kejadian G30 S PKI memberi dampak negatif kepada kota kelahirannya. Untuk melanjutkan kehidupan yang lebih baik, akhirnya Bu Rudy muda merantau ke Surabaya. Di Surabaya, Ia memulai bisnis di Pasar Turi yaitu berjualan sepatu sampai bertemu jodoh di Surabaya. Suami Bu Rudy memiliki hobi memancing, sehingga setiap pulang Bu Rudy sering diberi ikan oleh suaminya.

Bu Rudy Berjualan Sepatu di Surabaya

Dikarenakan masa lalunya yang kelam, Bu Rudy menjadi seorang wanita pekerja keras yang akan melakukan pekerjaan apa pun untuk menghasilkan uang yang halal. Ia menyadari tidak begitu memiliki keterampilan, jadi hanya bisa menggunakan tenaga dengan membantu berdagang.

Setelah membantu serta menjaga toko, akhirnya pada tahun 1983, Bu Rudy bisa membuat toko sendiri. Ia mulai berjualan sepatu di Pasar Turi untuk menyambung hidup. Hal itu menjadi hasil kerja kerasnya selama ini, ditambah lagi ia dinikahi oleh seorang pemuda bernama Rudy pada tahun 1978.

Rudy juga turut serta dalam pengambilan keputusan Lany untuk membuka toko sendiri. Akan tetapi pada tahun 2000 terjadi kejadian nahas, kebakaran yang melanda Pasar Turi mengakibatkan Lany tidak bisa melanjutkan bisnis sepatunya.

Sejarah Sambal Bu Rudy Surabaya

Awal Mula Terciptanya Sambal Bu Rudy

Karena sang suami sering memancing, ketika dapat ikan langsung dibakar, digoreng, maupun  dimasak sayur lodeh. Setelah matang, Bu Rudy memanggil teman-temannya untuk mencicipi masakannya, ternyata masakannya cocok dengan selera mereka, apalagi sambalnya. Oleh karena itu, teman – temanya kemudian mendorong Bu Rudy untuk menjual masakannya. Pada tahun 2000 setelah peristiwa kebakaran di Pasar Turi, Bu Rudy mulai fokus berjualan makanan menggunakan mobil pick up. Menu andalannya yaitu nasi dan sambal udang. Karena kelezatan nasi sambalnya, terutama rasa sambal udangnya yang khas serta tersebar dari mulut ke mulut, membuat usaha makanan Bu Rudy sukses. Bu Rudy sendiri tidak setuju apabila rumah makannya disebut restoran, Ia lebih suka rumah makannya disebut depot, pasar, atau warung, karena makanan khas Jawa yang ia jual menunya tidak ada yang pasti.

Baca juga : Sego Ceker Glintung Malang

Depot Sambal Bu Rudy Buka Cabang

Setelah bisnis sambal berjalan selama 24 tahun, sekarang memiliki tujuh depot Sambal Bu Rudy yang tersebar di kawasan Surabaya dan Gresik. Alamat cabang tersebut antara lain, Dupak Surabaya, Wahidin Gresik, Anjasmoro Surabaya, Kupang Surabaya, dan dua tempat di Pasar Atum Surabaya. Tidak hanya sambal bawang yang dijual, terdapat variasi produk lainnya seperti makanan dan minuman, gorengan, cemilan, permen, hingga kue.

Pemilihan lokasi juga menjadi strategi penting untuk mengembangkan bisnis, contohnya tempatnya nyaman, terdapat kemudahan akses, dan tempat usaha mudah dikenali. Sejauh ini, perempuan yang lahir 10 Oktober 1953 ini percaya lokasi usahanya di Ruko Citinine (Citi9) akan sukses.

ketika buka di Gresik, usaha Sambal Bu Rudy menempati ruko Citi9. Tempatnya sangat strategis dan bagus. Warga Gresik senang Bu Rudy buka di situ, dikarena kompleknya bagus serta parkirannya besar. Bu Rudy juga membeli beberapa unit produk Citi9 di tempat lain untuk pengembangan bisnis kuliner yang bercitarasa pedas. Contohnya di area Citi9 Driyorejo, Pandaan, Grand Plaza Gresik, Merr, Ahmad Yani, dan terbaru area Pelabuhan Tanjung Perak, Harbour Nine.

Baca juga : Ketemu Ubi Cilembu Di Malang

Sejarah Sambal Bu Rudy Surabaya

Harbour 9 yang memiliki lokasi strategis, sehingga mudah dijangkau oleh pelanggan serta dapat  menjangkau banyak tempat. Dapat ditempuh hanya 10 menit dari Pelabuhan Perak, 10 menit dari pusat Kota Surabaya, 3 menit dari gerbang Tol Dupak, 8 Menit dari Dupak Grosir, 8 menit dari Pasar Atom dan ITC, dan tidak jauh dari Stasiun Pasar Turi. Harbour 9 dibagi dalam 6 blok,  setiap bangunan memiliki 1 hingga 3 lantai. Harbour 9 memiliki bangunan bergaya modern, mengesankan kemewahan serta unik.

Bisa dipastikan, warga kompek dan para pelanggan yang berkunjung akan merasa nyaman karena Harbour 9 punya area parkir yang luas, lingkungan asri dan bersih. Setiap bangunan juga sudah dilengkapi dengan listrik berdaya 2200 Watt, PPN, tandon air kapasitas 1,5 meter kubik, instalasi saluran air bersih serta izin IMB. Habour 9 tidak cuma menawarkan lokasi berbisnis yang ideal tetapi juga investasi jangka panjang yang menjanjikan. Soalnya, harga properti di daerah Tanjung Perak biasanya naik tinggi setiap tahun seiring pembangunan yang terus berjalan.

Baca juga : Pantai Bantol, Malang

Miliki Omzet Rp 2 Miliar Setiap Bulan

Sejarah Sambal Bu Rudy Surabaya

Setelah berjualan lebih dari satu dekade, saat ini Depot Sambal Bu Rudy  sudah mendapatkan keuntungan sampai Rp. 2 M setiap bulannya. Dikarenakan juga, setiap harinya dapat memproduksi lebih dari 2.000 botol.

Saat ini produk Sambal Bu Rudy banyak tersebar di berbagai toko oleh-oleh di stasiun sampai bandara. Selain itu, Bu Rudy juga punya 300 reseller yang tersebar di Jawa Timur, Bandung, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.  Bahkan sampai merambah ke pasar luar negeri, Sambal Bu Rudy juga banyak digemari oleh warga Malaysia dan juga Singapura. Istri dari Pak Rudi Siswadi ini memiliki resep khusus supaya sukses dalam berbisnis kuliner, yaitu bekerja dengan hati dan tulus melayani.